Thursday, September 19, 2013

PNS KANTOR CAMAT TOMPASO BARAT


PNS Kantor Camat Tompaso Barat 
Baris Depan dari Kanan : Vera Toar , SE ( Kasubag Keuangan ), Joula Mamesah, ST ( Kasie. PMD), Stefri Pandey, ST (Sek-Cam), Dra.Meike M. Rantung (Camat), Ellen Kaparang, SE (Pelaksana), Myni Lalujan, SE (Kasie. Kesos), Cherly Manongko, SE ( Kasie. Pemerintahan)

Baris Kedua dari kanan : Jotje Wowor (Sekdes Touure), Hendra Tandaju. SE (Sekdes Pinabetengan Utara), Herdy Saroinsong (Sekdes Tompaso II), Daniel Goni, SE (Kasie. Trantib), Drs. Son Dj. Pantow ( Sekdes Pinabetengan), Welly Oroh, SmH (Kasie. Pelayanan Umum) 

Program Unggulan Kecamatan Tompaso Barat 2013


Tompaso Barat Bakal Bangun Monumen Kuda

Penulis: Frangky Wullur | 11/09/2013.
 – Kecamatan  dalam waktu dekat akan segera memulai pembangunan monument . Lokasi pembangunan yaitu pinggir jalan protokol atau jalan masuk menuju pacuan  Tompaso dan Desa Pinabetengan. Hal itu disampaikan Camat   Kepada BeritaManado.com, Selasa (10/9).
Ditambahkan , rencana tersebut adalah salah satu keputusan  Kecamatan Tompaso barat yang dilaksanakan Selasa kemarin.  tersebut nantinya akan menjadi icon, dimana di Wilayah Tompaso memiliki daya tarik, yaitu olahraga berkuda yang sudah sangat terkenal sejak dahulu kala.
“Kami melakukan apa yang kami bisa lakukan. Selebihnya tentu ada yang lebih berwenang. Dalam hal ini sudah ditentukan panitia kerja pembangunan moneymen tersebut. Tentu kami juga nantinya mengharapkan kerjasama dan bantuan seluruh Masyarakat Tompaso Barat untuk memberikan donasi,” ungkapnya. (frangki wullur , Berita Manado.com. 

Mengenal desa Pinabetengan Kecamatan Tompaso Barat


SEJARAH DESA PINABETENGAN
ASAL USUL DESA PINABETENGAN
Mula-mula daerah desa ini masih merupakan kawasan hutan. Kemudian ada beberapa orang tua yang berasal dari desa talikuran Tompaso antara lain: Yohanis Pantow, Willem Singal, Samuel Turangan, albert Tamunu, dan Hendriek Soleran, melalui musyawarah masyarakat untuk merombak kawasan hutan yang ada pada kedudukan desa sekarang. Mereka merombak hutan pada bulan Agustus tahun 1898.
Melihat keadaan tempat yang ternyata baik untuk dijadikan daerah pemukiman atau perkampungan, maka kepada Pemerintah Desa Talikuran Tompaso bersama dengan Ferdinand Kawalo sebagai Tonaas (Pemimpin adat) mengjukan permohonan sesudah mereka bermusyawarah. Permohonan tersebut langsung disetujui oleh pemerintah.
Tonaas Ferdinad Kawalo menyuruh sebelum membuka pemukiman desa yang baru supaya berkunjung dulu ke Watu Pinawetengan untuk mendengar bunyi burung manguni yang baik. Rombongan berangkat pada suatu malam bulan oktober 1898. Dalam pelakasaan tugas mereka Tonaas langsung mendengar bunyi suara burung Manguni (kik) satu kali, maka Tonaas langsung mematahkah lidi satu kali. Ketika bunyi suara burung Manguni telah berlaku Sembilan kali, maka menurut pendapat Tonaas tanda ini merupakan pertanda yang amat baik. Saat itu juga rombongan langsung kembali dengan membawa lidi Sembilan patah, dan terus menuju ke tempat yang dimaksud. Tonaas memasukkan lidi Sembilan patah tersebut pada Sembilan tabung bamboo yang sudah disiapkan, selanjutnya tabung bambu itu dimasukkan kedalam batu yang sudah disiapkan, kemudian di tanam.
Pada keesokan harinya Pemerintah bersama tonaas dan tua-tua kampung menanam patok jalan dan patok kintal maka menurut tonaas, kampung yang baru ini diberi nama Pinabetengan, sesuai dengan tempat mereka mendengar bunyi suara burung Manguni di Watu Pinawetengan.
Demikianlah asal usul berdirinya desa Pinabetengan. Desa Pinabetengan didirikan pada Agustus 1898 dan mendapat pengakuan secara teritorial.
ARTI NAMA
Pinabetengan berasal dari kata “Weteng” yang artinya bahagi. Awalan “Pina” dan akhiran “An” menyatakan tempat. Jadi “Pinabetengan” artinya tempat pembagian. Perubahan huruf W menjadi B diakibatkan oleh awalan “Pina” tersebut.
SEJARAH PENDIDIKAN
Pada tahun 1900 dibuka sekolah rakyat 3 tahun yang diselenggaralam oleh NZG yang disebut Nerderland Zending Genootchap. Kepala sekolah ialah Israel Mumekh dan pembantunya Johanes Kawulur, kemudian Mumekh pindah ke Kanonang dan digantikan oleh Alanos Salaki.
Pada tahun 1903 sekolah tersebut mulai mendapat subsidi dari pemerintah. Pada tahun 1923 dibuka SR RK dengan kepala sekolahnya ialah G.J. Mewegnkang. Tahun 1968 didirikanlah TK GMIM (Asuhan dari Kaum Ibu GMIM). SD Inpres didirikan pada tahun 1979, sedangkan untuk SMP LKMD Pinabetengan nanti didirikan pada tahun 1988, kemudian menjadi SMP Negri 2 Tompaso. Dan sekarang telah didirikan pula SMA Pinabetengan oleh swadaya masyarakat.

Minahasa

Asal Usul Suku Minahasa

Di tanah Minahasa sendiri kaum pendatang mempunyai ciri seperti:
Kaum Kuritis yang berambut keriting, Kaum Lawangirung (berhidung pesek), Kaum Malesung/ Minahasa yang menurunkan suku-suku :Tonsea, Tombulu, Tompakewa, Tolour, Suku Bantenan (Pasan,Ratahan),Tonsawang, Suku Bantik masuk tanah minahasa sekitar tahun 1590.


Nona Manado

Suku Minahasa atau Malesung mempunyai pertalian dengan suku bangsa Filipina dan Jepang, yang berakar pada bangsa Mongol didataran dekat Cina. Hal ini nyata tampak dalam bentuk fisik seperti mata, rambut, tulang paras, bentuk mata, dll.

Dalam bahasa, Bahasa Minahasa termasuk rumpun bahasa Filipina. Tetua- tetua Minahasa menurunkan sejarah kepada turunannya melalui cerita turun temurun (biasanya dilafalkan oleh Tonaas saat kegiatan upacara membersihkan daerah dari hal- hal yang tidak baik bagi masyarakat setempat saat memulai tahun yang baru dan dari hal kegiatan tersebut diketahui bahwa Opo Toar dan Opo Lumimuut adalah nenek moyang masyarakat Minahasa, meskipun banyak versi tentang riwayat kedua orang tersebut.

Keluarga Toar Lumimuut sampai ketanah Minahasa dan berdiam disekitar gunung Wulur Mahatus, dan berpindah ke Watuniutakan (dekat Tompaso Baru sekarang dan dengan kehidupan pertanian yang sarat dengan usaha bersama dengan saudara sekeluarga/ taranak tampak dari berbagai versi tarian Maengket) Sampai pada suatu saat keluarga bertambah jumlahnya maka perlu diatur mengenai interaksi sosial didalam komunitas tersebut, yang melalui kebiasaan peraturan dalam keturunannya nantinya menjadi kebudayaan Minahasa.


Musik Klarinet khas Minahasa

Demikian juga dengan isme atau kepercayaan akan sesuatu yang lebih berkuasa atas manusia sudah dijalankan diMinahasa sejak awal.
Tingkatan atau status sosial diatur sbb :

Golongan Makasiow (pengatur ibadah yang disebut Walian/ Tonaas) hingga saat ini istilah yang dipakai adalah 2 X 9 ( 9 orang tonaas yang menempati posisi antara Sang penguasa dengan Surga dan Bumi, Baik tidak Baik, dan semua hal tentang keseimbangan Golongan Makatelu pitu (pengatur/ pemerintah dengan gelar Patu’an atau 3 X 7 Teterusan/ kepala desa dan pengawal desa disebut Waranei ( 7 orang pengatur/ pemerintah) Golongan Makasiow Telu 9 x 9.

Seiring waktu, jumlah penduduk bertambah, tempat tinggal mulai padat dan lahan terbatas, maka keturunan Toarlumimuut berpencar tumani (membuka lahan baru)untuk kelangsungan taranak mereka serta Golongan Pasiyowan Telu (rakyat) Sejak awal bangsa Minahasa tiada pernah terbentuk kerajaan atau mengangkat seorang raja sebagai kepala pemerintahan Kepala pemerintah adalah kepala keluarga yang gelarnya adalah Paedon Tu’a atau Patu’an yang sekarang kita kenal dengan sebutan Hukum Tua. Kata ini berasal dari Ukung Tua yang berarti Orang tua yang melindungi. Ukung artinya kungkung = lindung = jaga. Tua : dewasa dalam usia, berpikir, serta didalam mengambil Kehidupan demokrasi dan kerakyatan terjamin Ukung Tua tidak boleh memerintah rakyat dengan sewenang-wenang karena rakyat itu adalah anak-anak dan cucu-cucunya, keluarganya sendiri Sebelum membuka perkebunan, berunding dahulu dan setelah itu dilakukan harus dengan mapalus Didalam bekerja terdapat pengatur atau pengawas yang di Tonsea disebut Mopongkol atau Rumarantong, di Tolour disebut Sumesuweng.
Di Minahasa tidak dikenal sistim perbudakan, sebagaimana lasimnya di daerah lain pada saman itu, seperti di kerajaan Bolaang,Sangir, Tobelo, Tidore dll. Hal ini membuat beberapa dari golongan Walian Makaruwa Siyow (eksekutif ingin diperlakukan sebagai raja. seperti raja Bolaang, raja Ternate, raja Sanger yang mereka dengar dan temui disaat barter bahan bahan keperluan rumah tangga.



Setelah cara tersebut dicoba diterapkan dimasyarakat Minahasa oleh beberapa walian/hukum tua timbul perlawanan yang memicu terjadinya pemberontakan serentak di seluruh Minahasa oleh golongan rakyat /Pasiyowan Telu, Alasannya karena, bukanlah adat pemerintahan yang diturunkan Opo Toar Lumimuut, dimana kekuasaan dijalankan dengan sewenang-wenang. Akibat pemberontakkan itu, Tatanan kehidupan di Minahasa menjadi tidak menentu, peraturan tidak diindahkan Adat istiadat rusak, Perebutan tanah pertanian antar keluarga Hal ini membuat golongan makarua/makadua siow (tonaas) merasa perlu mengambil tindakan pencegahan dengan mengupayakan musyawarah raya yang dimotori oleh Tonaas-tonaas senior dari seluruh Minahasa di Watu Pinabetengan.


Luas Minahasa pada jaman ini adalah dari pantai likupang, Bitung sampai ke muara sungai Ranoyapo ke gunung Soputan, gunung Kawatak dan sungai Rumbia Wilayah setelah sungai Ranoyapo dan Poigar, Tonsawang, Ratahan, Ponosakan adalah termasuk wilayah kerajaan Bolaang Mongondow, sampai kira-kira abad ke 14.
Dalam musyawarah yang dihadiri oleh seluruh keturunan Toar Lumimuut, memilihTonaas Kopero dari Tompakewa sebagai ketua yang dibantu anggota Tonaas Muntuuntu dari Tombulu dan Tonaas Mandey dari Tonsea.mereka bertugas untuk konsolidasi ketiga golongan Minahasa tsb.
Hasil-hasil musyawarah tsb, pada sebagian orang dikaitkan dengan nama tempat berlangsung musyawarah yang dikenal saat sekarang dengan Watu Pinawetengan ( batu tempat dimana mereka bersatu untuk kemudian membagi) bertujuan untuk mengembalikan adat yang diwariskan Toar Lumimuut. 9 pokok hasil musyawarah yaitu:
Kepala pemerintahan dipilih dari yang tua, jujur, berani, wibawa, kuat dan berani maju dalam segala hal, segala usaha harus dimusyawarahkan.
Dewan tua-tua (Patuosan) yang mengawasi jalannya pemerintahan oleh Hukum Tua, Mempertahankan kebiasaan yang sudah baik. (Kenaramen memperketat wibawa orang tua kepada anak-anak perempuan dan laki-laki sama kedudukannya, Pesan tua-tua jangan diremehkan. Sejak saat itu pemerintahan di Minahasa dipegang oleh Rakyat (Pasiowan Telu) karena demokrasi mulai diterapkan Keputusan penting yang lain adalah membagai wilayah Minahasa menjadi 4 wilayah Tontewoh, Tombulu, Tompakewa, Tolour. Istilah Tontewoh diganti Tonsea pada tahun 1679 sedangkan istilah Tompakewa diganti Tontemboan pada tahun 1875.

Setelah selesai musyawarah di Watu Pinabetengan, setiap anak suku Tanah Malesung/ Minahasa yaitu 4 anak suku yang merdeka dan dipimpin tonaas masing masing kembali dengan para walak( pemerintahan otonom) kumpulan beberapa desa/ wanua. Suku Tonsea dipimpin Tonaas Walalangi dan Tonaas Rogi berangkat menuju ke arah Timur Laut disebelah Timur Tenggari.

Suku Tombulu ke Utara dipimpin Tonaas Walian Mapumpun, Tonaas Belung dan Tonaas Kekeman ke Majesu. Suku Tolour berangkat ke Timur ke Atep dipimpin Tonaas Singal. Suku Tontemboan berangkat ke Barat Laut menempati Kaiwasian sekitar Tombasian. Anak suku Tonsea dari Niaranan, suku Tonsea pindah ke Kembuan. Di daerah tersebut banyak tumbuh kayu sea yang digunakan sebagai obat. Itulah sebabnya mereka menyebut suku mereka Tou un sea atau Tonsea. Keluarga dari Kembuan sebagai berikut:
  1. Keluarga Tonaas Rurugala menempati daerah Walantakan
  2. Keluarga Tonaas Wenas menempati daerah Sinalahan.
  3. Keluarga Tonaas Roringtudus menempati daerah Tiwoho.
  4. Keluarga Tonaas Maramis menempati daerah Kinarepuan
  5. Keluarga Tonaas Roringwailan menempati daerah Kuhun.
  6. Keluarga Tonaas Sigarlaki dan Tonaas Maidangkai menempati daerah Maandon.

Keluarga Tonaas Runtukahu, menempati daerah Kumelembuai. Keluarga Tonaas Kapongoan dan Tonaas Dotulung menempati daerah Kema. Abad ke-15 Tonaas Dotulung, Tonaas Tidajoh, Tonaas Koagou menguasai daerah Dimembe. Salah satu hal yang menonjol di Tonsea adalah tetap adanya satu walak/ anak suku Tonsea. Tonsea tetap utuh satu dibawah Tonaas Dotulung yang kemudian namanya dirubah menjadi Dotulong.

Sumber: Kawanua

Pelantikan Camat Tompaso Barat


Sarundajang Lantik 24 Camat se Minahasa
Langowan Raya Miliki Camat Baru
Pemerintah Masyarakat | Selasa, 09 April 2013 | 12:15 WITA
Oleh : Christian, langowan.com
Para Camat Yang Baru dilantik Kemarin. (foto:ist/LNN)

"Dalam melaksanakan tugas, hendaknya senantiasa menghasilkan terobosan-terobosan bermakna, responsif dan cerdas terhadap kebutuhan masyarakat," kata Sarundajang saat membawakan sambutannya. Roling jabatan merupakan hal yang wajar dalam tatanan birokrasi dan hal ini merupakan wujud Pemkab Minahasa dalam pemantapan organisasi kepemerintahan di era reformasi birokrasi.

Pejabat yang baru dilantik lanjutnya harus mengedepankan capaian prestasi, memiliki kewibawaan, peka kerja, peka inovasi dan peka transaksi. "Bekerjalah dengan baik untuk terwujudnya Minahasa yang sejahtera," tukasnya.

Selain Sekda Minahasa Drs Warouw Karouwan, hadir dalam pelantikan tersebut Kapolres Minahasa, AKBP Dra Henny Posumah MM, Komandan Kodim 1302 Minahasa, Letkol Inf Theo Kawatu serta sejumlah pejabat eselon II Pemkab Minahasa. Selanjutnya, dari 24 camat yang dilantik tersebut ada sekitar 5 camat yang hanya mengalami pergeseran tempat dan 19 camat yang untuk sementara menunggu untuk ditempatkan pada posisi lainnya yang sesuai. (01)
Daftar nama pejabat eselon III (Camat) yang baru dilantik:

  1. Lucky H Sualang, SE, MSi : Tombulu
  2. Royke Worek, SE : Tondano Timur
  3. Jeffry Christian Mainsiouw, S.t : Kakas
  4. Herlyana Naomi Rori, SE : Pineleng
  5. Denny Tualangi, SE : Tondano Utara
  6. Drs.Jonly H S Wua : Lembean Timur
  7. Robert Ratulangi, S.Pd : Tondano Selatan
  8. Johnny Tendean, AP : Tondano Barat
  9. Nancy Maria Mawuntu, SS : Tompaso
  10. Dra. Martha M.Aguw : Kombi
  11. Rouldy F Mewoh, S.Sos : Langowan Barat
  12. Refrans E. Ruauw, S.Sos : Langowan Timur
  13. Dolfie Tumangkeng,SE : Langowan Selatan
  14. Dra. Grace D. Tasik : Langowan Utara
  15. Semuel H.S.D.Roeroe, SSTP : Sonder
  16. Ricky H.R. Laloan, SH : Kawangkoan
  17. Deidy A. Tumarar, SE : Eris
  18. Ir. Jani Harry Moniung : Kawangkoan Barat
  19. Serfilia O. Koroh, SSTP : Kawangkoan Utara
  20. Jeane A. Sumendap, SP : Kakas Barat
  21. Clay J.H. Dondokambey, SSTP : Tombariri
  22. Drs. John Wicklef Kapoh, M.Si : Tombariri Timur
  23. Dra. Meike Margo Rantung : Tompaso Barat
  24. Royke Monginsidi, S.Sos : Mandolang

Wednesday, September 18, 2013

KEGIATAN PPK KECAMATAN TOMPASO BARAT

 Rapat Koordinasi Bersama Camat Tompaso Barat


Nampak Para Ketua dan Anggota PPS serius menyimak penyampaian pimpinan rapat

PLENO DPT KECAMATAN TOMPASO BARAT UNTUK PEMILU 2014


Ketua PPK Kecamatan Tompaso Barat HANSJE T. WUWUNGAN, SPd sementara menyampaikan DPT Kecamatan Tompaso Barat untuk ditetapkan pada tanggal 13 September 2013 di Kantor Camat Pineleng yaitu Jumlah TPS : 18, Jumlah Pemilih : Laki laki : 3485, Perempuan : 3355, Total : 6840

MASA RESES ANGGOTA DPRD KABUPATEN MINAHASA DI KECAMATAN TOMPASO BARAT


Kegiatan Masa Reses Anggota DPRD Kabupaten Minahasa di Balai Desa Touure Kecamatan Tompaso Barat dalam rangka menyerap aspirasi untuk APBD-P Kabupaten Minahasa Tahun 2013. Semoga semua aspirasi yang sangat prioritas / mendesak dapat direalisasikan seperti Pembangunan Kantor Camat Tompaso Barat yang baru. Anggota DPRD Minahasa yang hadir : Ketua Tim Ibu Juliana Lumentah, Anggota Tim : Ibu Ivonne Andries SIP, Bapak Herson Walukow, SH

KEGIATAN - KEGIATAN KECAMATAN TOMPASO BARAT

 Pelantikan Pengurus T.P PKK Kecamatan Tompaso Barat

 Pelantikan Panitia Pembangunan Monumen Patung Kuda

 Ucapan selamat kepada Ketua T.P PKK Kecamatan Tompaso Barat Ny. Pantow Saean

Ucapan Selamat kepada Ketua I Pembangunan Monumen Pacuan Kuda , Drs. Son Dj. Pantow

HUT KECAMATAN TOMPASO BARAT KE-1

HUT KECAMATAN TOMPASO BARAT KE-1, 10 SEPTEMBER 2013
DI BALAI DESA TONSEWER






Penataan Kantor Camat Tompaso Barat



Pengecatan  Bangunan Kantor Camat, Rabu - Jumat 11-13 September

PISAH SAMBUT KAPOLSEK TOMPASO

SUASANA KEBERSAMAAN PISAH SAMBUT KAPOLSEK

 Dari kiri ke kanan : Kapolsek Lama (IPTU Hanny Goni, SPd), Kapolsek Baru (IPTU James D. Jura) dan Camat Tompaso Barat (Dra .Meike M. Rantung)

Sambutan Camat Tompaso Barat 


Penyerahan Cenderamata oleh Para Hukum Tua Se Kecamatan Tompaso Barat